Kota Surabaya punya gawe! Sebanyak lima ribu pelari tumpah ruah ke jalan untuk mengikuti Green Force Run (GFR) 2025, pada Minggu, 6 Juli 2025. Dari jumlah tersebut, 49 persen di antaranya berasal dari luar Surabaya. Bahkan, beberapa pelari internasional juga turut memamerkan aksinya di nomor-nomor kompetitif.
Tak ketinggalan, para pemain dan pelatih Persebaya juga turut merasakan vibes event lari terbesar di Surabaya ini. Di antaranya, Ernando Ari, Andhika Ramadhani, Dejan Tumbas, Rachmat Irianto, Oktafianius Fernando, dan head coach Eduardo Perez.
Kehadiran para pemain Persebaya ini begitu spesial. Pasalnya, di waktu yang bersamaan mereka akan bertolak ke Australia, untuk melakoni mini training camp sekaligus pertandingan uji coba internasional melawan tim Football West All Star sebagai bagian dari persiapan menyambut kompetisi Liga 1 musim 2025/2026.
TC Persebaya ke Australia tahun ini sekaligus menjadi bagian dari perayaan 35 tahun kemitraan sister province antara Jawa Timur dan Western Australia. Dalam rangka itulah, program ini diberi tajuk khusus: “Persebaya Tour Australia – Tret Tet Tet Bonek 2025.”
Para pemain yang hadir ini juga mengajak peserta GFR 2025 untuk menyanyikan Song for Pride dengan khidmat, sebelum flag off hitungan mundur dimulai. Setelah itu, para pemain ikut mengantarkan ribuan pelari lain di nomor 5K untuk berjuang di rute GFR 2025.
Baca Juga: Berbagi Keceriaan di GFR 2025 dengan Kostum Lucu, Ada Power Rangers!
Menyatukan kultur sepak bola dan lari jadi salah satu ciri khas yang menarik perhatian dari GFR. "Harapannya GFR bisa lebih besar lagi, bisa dikenal sama dunia, tadi juga ada pelari-pelari luar (negeri) ya. Jadi dari sisi sepak bola bagus dapat menyatukan semangat, dan dari sisi lari juga yang mau ikut banyak," lanjutnya.
Green Force Run 2025 merupakan event lari yang memiliki kategori nomor, Half Marathon, 10k, 5K dan Family Run. Ini merupakan yang keempat kalinya digelar. Yang lebih istimewa lagi, tahun ini rute 21K yang ada di GFR telah terverifikasi oleh PASI dan sesuai dengan standar World Athletics. Hal itulah yang membuat kategori 21K di GFR sudah layak menyandang gelar sebagai half marathon.(*)