Event lari semakin populer dan saat ini pacer punya peran yang begitu krusial. Apalagi bagi pelari-pelari rekreasional, peran pemandu laju kecepatan berlari itu sungguh mulia.
Kaki-kaki yang sudah lemas mulai bergerak lagi untuk menyambung setiap kilometer demi kilometer. Yap, pacer masuk dalam elemen penting pada sebuah event lari, tak terkecuali pada Green Force Run 2025.
Tahun ini seluruh pacer Green Force Run 2025 berasal dari Strive Indonesia, salah satu energy bar asli Indonesia.
Buat kalian yang masih bingung apa sih peran pacer dan manfaatnya berlari di belakang pacer itu apa? Tenang, mimin sudah punya rangkumannya.


Baca juga: Warga Surabaya Merapat! Ini 3 Titik Cheering Green Force Run 2025
Pacer dari Strive Indonesia ini punya tugas untuk membantu kecepatan berlari peserta Green Force Run 2025 agar tetap stabil. Tugas utamanya sih sudah pasti membantu peserta GFR 2025 untuk menyelesaikan lomba tepat waktu.
Biasanya pacer memakai tanda khusus saat berlari. Tanda pengenal ini untuk menjadi pembeda antara peserta dan seorang pacer.
Pun demikian dengan kecepatan berlarinya juga dibedakan. Pada kategori half marathon di Green Force Run 2025 misalnya. Yenny Puji Elisabeth menjadi satu-satunya pacer perempuan dari Strive Indonesia pada kategori tersebut.
Lantas syarat menjadi pacer juga belum tentu soal keterampilannya menjaga laju berlari sepanjang rute GFR 2025. Buktinya ada Fina Susanti, pacer kategori 5K GFR 2025 yang seorang ibu.
Baca juga: Para Peserta Antusias Lihat Isi Race Pack Collection dan Kecepatan Pelayanan
Lantas apa manfaatnya berlari di belakang pacer pada sepanjang rute GFR 2025? Manfaat paling gampang terlihat adalah peserta bisa menjaga ritme berlarinya.
Ritme yang stabil ini membuat peserta tak mudah membuang tenaga secara cuma-cuma. Apalagi salah satu faktor mendasar berlari adalah konsistensi untuk menyelesaikan jarak tempuhnya.
Manfaat selanjutnya adalah membuat para peserta tak terlalu overthinking soal catatan waktu.
Berlari di belakang pacer adalah jaminan finis tepat waktu. Beban pikiran hilang, medali finisher dalam genggaman. Manfaat ketiga sudah pasti menambah semangat para pelari untuk terus berlari.
Baca juga: Demi Keselamatan, Gunakan Nomor Bib Sendiri di Green Force Run 2025
Ini menjadi salah satu faktor krusial mengingat kaki-kaki sudah lemas bergerak pada kilometer-kilometer akhir menjelang finis.
Nah itu tadi adalah manfaat pacer pada event lari Green Force Run 2025. Berikut juga daftar pacer Green Force Run 2025 dari Strive Indonesia.
Pacer Green Force Run 2025 untuk kategori Half Marathon
Nouval Abdi Satya Arjuna (Pace 6)
Ridwansyah (Pace 6)
Novika Ginanto (Pace 6)
Arby Asrofie (Pace 6)
Jacky Pattipeiluhu(Pace 7)
Izzad Sofyan Amrullah (Pace 7)
Heroin Parulian (Pace 7)
Rangga Pangeran (Pace 8)
Yenny puji elisabeth (Pace 8)
Pacer Green Force Run untuk kategori 10K
Muhlisin (Pace 6)
Ardi Jiwandori (Pace 6)
Ilham Khoirullah Al Fadhlin (Pace 6)
Agung Rizkiansyah (Pace 7)
Erwan Triagus Gunawan (Pace 7)
Maruli Anang Martinu (Pace 7)
Novrijal Azhar (Pace 8)
Kevin Renaldo Poerni (Pace 8)
Ganis Lingga Untari (Pace 8)
Pacer Green Force Run 2025 kategori 5K
Sugeng Sampoerna (Pace 6)
Aji Adwitya (Pace 6)
Wendy ferent (Pace 6)
Syah Yuanda Wulandari (Pace 7)
Prayuga Deka Rusyana (Pace 7)
Fina Susanti (Pace 7)
Rinneke Itan Alvionita (Pace 8)
Dedi (Pace 8)
Ivan Avrianto (Pace 8)
Oh iya, Bukan hanya rute saja yang baru di Green Force Run 2025. GFR 2025 juga punya semangat baru. Tahun ini Green Force Run punya semangat untuk lebih mengenalkan wajah Surabaya.
GFR 2025 start dari monumen ikonik di Surabaya, Tugu Pahlawan. Peserta akan diajak mengikuti rute-rute yang menggambarkan bagaimana Surabaya berdiri di atas sejarah perjuangan kemerdekaan sekaligus akulturasi budaya antaretnis yang begitu mengakar.
Green Force Run sendiri sudah empat kali digelar. GFR pun dalam perjalanannya bisa disebut menjadi event lari terbesar di Surabaya.
Lebih dari 5 ribu orang terlibat dalam event ini. Yang lebih istimewa lagi, tahun ini rute 21K yang ada di GFR telah terverifikasi oleh PASI dan sesuai dengan standar World Athletics. Hal itulah yang membuat kategori 21K di GFR sudah layak menyandang gelar sebagai half marathon.