Bagi Rio Dwi Anggara, setiap event lari punya cerita tersendiri. Pun demikian ketika ia berlari di ajang Green Force Run 2025. Memilih kategori Half Marathon, Rio Dwi Anggara bukan hanya berlari saja di Surabaya. Ia mengaku mendapat banyak pengetahuan baru mengenai Kota Pahlawan.
“Kalau menurut saya bagus. Orang dari luar kota bisa belajar sejarah di Surabaya. Soalnya tahun ini rutenya lewat ke tempat-tempat ikonik,” katanya.
Rio Dwi Anggara sendiri bukan orang asli Surabaya, ia asli Bandung, Jawa Barat. Mengikuti kategori Half Marathon di Green Force Run menjadi kesempatan keduanya. Tahun lalu ia menjadi pelari keempat yang tercepat finis di Tugu Pahlawan.
Pada penyelenggaraan tahun ini, Rio menjadi pelari tercepat pertama yang finis di kategori Half Marathon 39 and under!
“Kebetulan saya Half Marathon itu semuanya di GFR. Tahun lalu juara 4, sekarang juara 1,” ujarnya.
Baca juga: "Kijang-kijang Kenya" Panen Juara di Green Force Run 2025
Pencapaian ini didapat Rio dengan tidak mudah. Ada proses latihan yang ia lalui demi bisa finis 1 jam 19 menit 48 detik di Green Force Run 2025.
“Latihan Half Marathon itu baru seminggu kemarin. Volume latihannya sehari itu 25 kilometer. Jadi mungkin ada kali sekitaran 150 kilometer seminggu terakhir. Full latihan pagi sama sore,” ungkapnya.
Catatan waktu yang ia ukir pada penyelenggaraan kali ini lebih baik ketimbang tahun sebelumnya. Namun, itu masih belum sesuai dengan target yang ia tetapkan sebelum GFR 2025.
"Targetnya itu sebenarnya 1 jam 16 menit, tapi yang tahun ini itu jadi Personal Best aku juga," ceritanya.
Nah, sejatinya fokus Rio bukan pada lari jarak jauh. Ternyata ia lebih gemar berlari pada jarak menengah. Bahkan setelah GFR 2025 ia kembali harus berlatih di jarak menengah untuk persiapan Porprov Jawa Barat.
“Sebelum Half Marathon GFR itu saya latihannya cuman lima kilometer aja. Setelah GFR juga saya fokus ke 5K lagi. Karena memang plot saya itu di nomor 5.000 meter dan finis terakhir 16 menit 10 detik,” terangnya.
Rio juga mengapresiasi keseriusan panitia GFR pada penyelenggaraan tahun ini. Salah satu yang ia tekankan adalah keseriusan untuk memverifikasi rute ke PASI.
Baca juga: Lefko Budianovi: Pelari Rekreasional yang Tembus Podium Perdananya di GFR 2025
“Menurut saya lebih baik sekarang ya karena sudah terverifikasi. Tahun lalu juga jaraknya kurang jadi kalau buat cari PB (Personal Best) belum sesuai. Saya ngerasa juga event-nya lebih bagus,” cetusnya.
Tahun ini rute 21K yang ada di GFR telah terverifikasi oleh PASI dan sesuai dengan standar World Athletics. Hal itulah yang membuat kategori 21K di GFR sudah layak menyandang gelar sebagai Half Marathon.(*)