Ketika peluh dan lelah membayangi, para pelari Green Force Run (GFR) 2025 selalu bisa mengandalkan suntikan semangat dari warga di sepanjang rute GFR 2025.
Sejumlah sajian atraksi pun disiapkan untuk meringankan langkah pelari.
Bahu Jalan Bubutan disulap oleh panitia GFR 2025 sebagai tempat ITS Choir, kelompok paduan suara mahasiswa ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), bernyanyi. Membakar dan menambah suntikan semangat kepada para pelari yang melintas.
Setiap kali terlihat pelari, dirigen ITS Choir seolah memberi tanda untuk teman-temannya bersiap menarik nafas dan melantunkan madah-madah semangat. Merdu dan berhasil menjadi pemompa semangat para pelari.
Pelari menyempatkan untuk mengabadikan momen disoraki ITS Choir, kelompok paduan suara mahasiswa ITS
Selain di Jalan Bubutan, panitia GFR 2025 juga menyiapkan dua titik cheering zone. Titik pertama cheering zone ada di perempatan Jalan Polisi Istimewa. Di sana banyak diisi oleh anak-anak SMA.
"Ayo tambah lagi semangatnya. Masih jauh lho," teriak seorang anak kepada pelari Half Marathon yang melintas. Pada titik cheering zone kedua lebih meriah lagi.
Beberapa warga Surabaya terpantau datang langsung di seberang BG Junction. Datang dengan membawa tulisan-tulisan penyemangat untuk para pelari. Titik ini dilewati oleh seluruh kategori peserta Green Force Run 2025.
Banyak masalah itu cerita, bukan Half Marathon!, komunitas lari ILS (Info Lari Surabaya) mendukung langsung pelari yang melintas di daerah BG Junction
Baca juga: Berbagi Keceriaan di GFR 2025 dengan Kostum Lucu, Ada Power Rangers!
Selain itu, panitia GFR 2025 juga menyiapkan sejumlah kesenian khas Surabaya dan Jawa Timur. Mulai dari tari remo hingga atraksi barongsai yang ada di Jembatan Merah.
Untuk lebih meramaikan dan agar khas multikultural warga Surabaya, GFR 2025 juga menghadirkan hadroh di kilometer 19 untuk Half Marathon dan kilometer 7 untuk kategori 10K. Kesenian Islam yang menampilkan musik dan nyanyian bernafaskan Islam ini dimainkan oleh sekelompok remaja Arab di sekitar jalan Panggung.
Selain meramaikan lomba lari terbesar di Surabaya, ada maksud lebih dengan hadirnya kekayaan budaya warga Surabaya di GFR 2025. Adalah untuk mengenalkan keragaman dan keramahan warga Surabaya terhadap pendatang.
Baca juga: Green Force Run 2025 Meriah! Ini Daftar Para Juara untuk Semua Kategori
Hal ini diamini oleh Bachtiar Anugraha, peserta kategori Family Run di Green Force Run 2025, "Marshall-nya ramah-ramah terus beberapa titik ternyata ada gimmick-nya. Jadi bikin suasana larinya itu seru gitu," ungkap Bachtiar Anugraha.
Pelari disapa oleh warga yang berada di Jalan Panggung, tepatnya dekat pabrik pertama Kapal Api.
Selain Bachtiar, Rahmadita Sekar terkesan dengan rute GFR 2025. Bahkan ia berjanji bakal kembali lagi ke Surabaya untuk mengikuti kategoru Half Marathon di GFR 2026.
"Steril banget rutenya terus juga fresh kan. Lewat jalan-jalan yang antimainstream. Tahun depan harus ada lagi biar saya daftar yang Half Marathon," terang Ramhadita Sekar pelari rekreasional asal Malang.
Jelas hadirnya para pemompa semangat di sepanjang rute GFR 2025 muaranya adalah membuat pelari bahagia. Walakin, warga Surabaya yang terlibat secara tidak langsung juga menjaga kelestarian budaya mereka.
Plus menjadi bukti bahwa warga Surabaya begitu ramah dengan pendatang, khususnya pelari-pelari yang berasal dari luar Surabaya.(*)