Ada banyak alasan untuk mengikuti Green Force Run 2025. Mulai dari rute baru GFR 2025 yang mengajak peserta menjelajah Surabaya yang terkenal dengan akulturasi budayanya. Sekalian liburan dan kulineran di Surabaya, sampai sekadar kepincut medali GFR 2025 yang ikonik.
Adalah Sigit Febriyanto, pelari asal Sidoarjo yang mengikuti GFR 2025 karena model medali yang unik dan lucu.
Pada GFR 2025, Sigit terjun pada kategori Half Marathon. Tak hanya soal medali, menurutnya event GFR 2025 menjadi event lari terbesar di Surabaya. Bergengsi.
“Saya antusias banget buat ikut GFR. Soalnya saya anggap ini (GFR 2025) itu sebagai event besar di Surabaya. Wajib ikut lah apalagi kan medalinya itu lho ikonik,” ungkapnya.
Oh iya, Green Force Run 2025 berlangsung pada Minggu, 6 Juli 2025. Terhitung kurang dari satu bulan lagi bagi Sigit untuk mempersiapkan diri agar bisa finis di bawah batas waktu yang ditentukan (cut of time).
Baca juga: All the Way from Blora! Ikut HM di GFR 2025 Jadi Pengalaman Baru Hizkia Antares
“Sekarang itu ya persiapannya ya konsisten lari aja soalnya kan itu jaga fisik kan,” sambungnya.
Persiapannya juga tidak mudah. Sigit perlu mengatur waktu agar tak menganggu waktu bekerjanya, “Harus tetap persiapan sih, apalagi kan ikut yang half marathon. Tapi tetap harus seimbang dalam rutinitas pekerjaan,” terangnya.
Salah satu persiapan khusus yang dilakukan oleh Sigit adalah melakukan puasa dan menjaga nutrisi yang masuk dalam tubuhnya.
“Sekarang sudah rutin buat intermitten fasting sama istirahat cukup dan maksimal tidur di jam sepuluh malam,” cetusnya.
Bukan hanya rute saja yang baru di Green Force Run 2025. GFR 2025 juga punya semangat baru. Tahun ini Green Force Run punya semangat untuk lebih mengenalkan wajah Surabaya.
GFR 2025 akan start dari monumen ikonik di Surabaya, Tugu Pahlawan. Peserta akan diajak mengikuti rute-rute yang menggambarkan bagaimana Surabaya berdiri di atas sejarah perjuangan kemerdekaan sekaligus akulturasi budaya antaretnis yang begitu mengakar.