Green Force Run 2025 hadir dengan nuansa baru. Semangat barunya adalah mengenalkan Kota Surabaya yang punya keragamanan budaya.
Salah satunya adalah kawasan-kawasan bersejarah di Surabaya. Semangat baru ini mengajak peserta GFR 2025 bukan hanya sekadar berlari mengelilingi Surabaya saja.
Melainkan juga lebih mengenal Surabaya lewat rute GFR 2025. Nah, ada lima kawasan yang punya nilai sejarah tinggi bakal dilewati oleh peserta GFR 2025.
Baca juga: 5 Kuliner Wajib Dicoba Pelari yang Awayday ke Surabaya ikut Green Force Run 2025
Perihal semangat dan cerita yang terkandung di dalamnya. Berikut adalah lima landmark Surabaya yang berada pada sepanjang rute Green Force Run 2025.
Kota Tua Surabaya
Kawasan kota tua Surabaya menjadi destinasi menarik wisatawan. Ada begitu banyak cerita yang lahir di sekitar kawasan Kota Tua Surabaya. Yap, kawasan Kota Tua pada masa kolonial menjadi kawasan paling sibuk di Surabaya.
Maklum karena dekat dengan sungai yang membuat kawasan Kota Tua menjadi pusat pemerintahan dan juga perdagangan.
Hal ini tentu tidak terlepas dari bangunan-bangunan yang ada di sana. Seperti bangunan De Javasche Bank Surabaya yang sempat menjadi Bank Sentral Hindia Belanda.
Model bangunannya bersifat Neo-Renaissance di mana punya ciri khas yaitu pilar-pilar pada bagian depan.
Kini Kawasan Kota Tua seolah hidup kembali. Kawasan ini punya daya tarik tersendiri bagi wisatawan karena bangunan-bangunan kuno menjadi spot foto yang bagus.
Oh iya, Kawasan Kota Tua juga masuk dalam rute Green Force Run 2025. Peserta GFR 2025 bukan hanya diajak untuk berlari saja melainkan juga menikmati sisi historis yang ditawarkan pada sepanjang kawasan Kota Tua Surabaya.
Alun-alun Contong
Selanjutnya ada alun-alun Contong yang terletak di titik pertemuan Jalan Pahlawan dan Jalan Kramat Gantung.
Keberadaan Alun-alun Contong menjadi bukti bahwa dulunya Surabaya berbentuk kerajaan. Pada zaman kolonial alun-alun ini menjadi tempat untuk berkumpul masyarakat Surabaya.
Letaknya yang dekat dengan Tugu Pahlawan yang menjadi titik start Green Force Run 2025 membuat Alun-alun Contong masuk dalam cagar budaya di sekitar rute GFR 2025.
Jembatan Merah
Salah satu jembatan ikonik di Surabaya adalah Jembatan Merah. Jembatan ini punya nilai sejarah yang begitu kental. Jembatan Merah menjadi simbol perjuangan arek-arek Suroboyo dalam mengusir penjajah.
Tak hanya itu Jembatan Merah juga menjadi penghubung dua wilayah yang punya keberagaman budaya yang berbeda.
Jika dari Kawasan Kota Tua yang terkenal dengan bangunan-bangunan kolonial, setelah melewati Jembatan Merah, wisatawan disambut dengan kawasan Pecinan di Surabaya.
Jalan Tunjungan
Jalan Tunjungan menjadi saksi sejarah perkembangan Kota Surabaya. Salah satu yang paling membekas adalah momen perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, Surabaya.
Peserta Green Force Run 2024 melewati Hotel Yamato. Hotel legendais yang ada di Surabaya
Awalnya jalan Tunjungan dibangun untuk menjadi jalur penghubung dan pusat pertokoan. Kini Jalan tunjungan menjadi pusat hiburan bukan hanya warga Surabaya saja. Jalan Tunjungan bakal dilewati oleh para pelari Green Force Run 2025.
Monumen Tugu Pahlawan
Terakhir ada monumen Tugu Pahlawan yang menjadi salah satu landmark Surabaya. Monumen ini menjadi simbol perjuangan, keberanian, dan pengorbanan arek-arek Suroboyo dalam mengusir penjajah.
Monumen ini didirikan untuk memperingati peristiwa pertempuran 10 November 1945. Peristiwa heroik arek-arek Suroboyo dalam mempertahankan Kota Surabaya dari serangan Belanda dan Inggris.
Monumen Tugu Pahlawan juga menjadi titik start dan finis Green Force Run 2025.
Baca juga: Habis Lari Gas Kulineran! Ini 5 Kuliner Surabaya yang Wajib Dicoba
Pada GFR 2025 peserta bukan hanya diajak untuk berlari mengelilingi rute yang ada. Melainkan juga diajak menikmati kekayaan budaya dan kuliner khas Surabaya.
Selain pulang membawa medali, peserta juga bisa berkunjung membeli oleh-oleh yang bisa dibawa pulang ke rumah.
Oh iya, Green Force Run 2025 juga mengajak seluruh elemen suporter tanah air untuk ikut menjadi peserta. Budaya berolahraga ini yang sedang ditanamkan oleh pendukung Persebaya, Bonek.
Ini bakal menjadi momen bahwa Surabaya kota yang ramah, termasuk bagi para suporter di seluruh penjuru Tanah Air. Buktinya ada empat peserta yang berasal dari Bandung dan 26 pelari asal Malang yang ikutan di GFR 2025. Sampai ketemu tanggal 6 Juli yo, Rek!